Song Joong Ki Adalah Awal dari Semua Drakor

Untuk saya, hehe.

Mei, 2016.

Waktu itu saya mengobrol dengan seorang teman yang tinggal di Jepang. Walaupun tinggal lama di sana (sampai sekarang) dia lebih tertarik pada Kandora (Kankoku Dorama atau drama Korea) daripada J-dorama (drama Jepang). Saya juga kurang suka J-dorama, bahkan waktu masih bersekolah di Tokyo, tapi saya belum pernah menonton Kandora.

Dia cerita bahwa dia baru selesai menonton drakor “Descendants of the Sun” yang dibintangi oleh Song Joong Ki dan Song Hye Kyo. Ceritanya menarik, katanya, tentang kisah cinta antara seorang tentara dan seorang dokter di Urk, sebuah negara fiktif yang dilanda perang.

Song Hye Kyo, saya tahu. Dramanya pada tahun 2005 yang berjudul “Full House” dan koleksi OST-nya diputar berulang-ulang di Laboratorium Ergonomi, tempat saya menjadi asisten. Asisten yang cowok naksir Song Hye Kyo, yang cewek kesengsem Rain. Kecuali saya. Entah kenapa, drakor waktu itu kelihatan lebay, tidak masuk akal, dan tidak menarik.

Oleh karena waktu itu saya sedang kurang kerjaan, saya coba menonton streaming drama ini dari kissasian. Banyaknya iklan membuat saya hampir men-drop drama ini. Okelah premisnya menarik, tapi yang menjadi male lead itu kurang … gagah? Saya melihat Song Joong Ki kurang cocok jadi tentara, apalagi pemimpin sebuah pasukan rahasia. Beda dengan sahabatnya yang memang memancarkan aura macho dari awal.

Saya tonton terus karena saya mulai ingat Song Hye Kyo dan betapa dia sudah menua (ahem, saya melihat dia terakhir 11 tahun sebelumnya). Suami yang tahu bahwa saya biasanya pakai HP untuk membaca buku jadi heran, saya ini menonton apa, kok senyum-senyum sendiri, manyun sendiri. Waktu dia tahu ada Song Hye Kyo, dia langsung ikut menonton! Ternyata dia mengidolakan SHK selain Agnes Monica. Wadaw!

Setelah itu saya minta suami untuk mencari torrent-nya (jangan ditiru ya). Sebelum berhasil, eh dia malah ditawari teman kantornya serial “DotS” lengkap 16 episode, gara-gara teman itu melihat postingan ini di FB saya.

CA1946BC-EF85-40C0-9202-E166AAC61E84

Astaga, saya akui sekarang saya yang lebay. Saya jatuh cinta banget banget banget sama dramanya, sama para aktornya, sama jalan ceritanya, sampai-sampai setiap hari saya chat sama teman saya untuk membahas drama ini. Saya yang mulai terbiasa menonton streaming akhirnya mencari drama-drama SJK yang lain.

Apa yang menarik dari seorang Song Joong Ki? Sebenarnya, apa yang menarik dari seorang aktor Korea? Kemampuan aktingnya. Itu patut diacungi jempol. Berkualitas jauh di atas kemampuan akting aktor Indonesia yang seumuran (di rentang usia 30 sampai 40 tahun). Dan setara dengan kemampuan akting para aktor Hollywood di serial “CSI, NCIS, Law and Order” yang sudah saya tonton sampai khatam karena saya menyukai genre kriminal.

Akting SJK sebagai tentara sangat meyakinkan, sebagai teman yang culun membuat tertawa, sebagai cowok yang pantang ditolak membuat saya menarik kesimpulan: cowok ngejar cewek itu harus kayak gini niat dan usahanya!

Pada libur Lebaran tahun itu kami nekat berwisata ke Yogyakarta dan terjebak di Brebes Exit. Sembilan jam dihabiskan untuk menempuh jarak 2 km saja, dan selama 9 jam itu apa yang kami lakukan, Pemirsa? Mengulang menonton “DotS” dari episode 1 sampai 9. Luar biasa dedikasi kami ya, hahaha.

Buat suami saya, “DotS” itu menarik karena Song Hye Kyo, buat saya karena Song Joong Ki. Dan waktu kami tahu kalau mereka berdua akan menikah, kami berdua melompat-lompat kegirangan. Beuh, rasanya kayak mau melepas sahabat kental pergi menikah. #siapague

Kami berdua juga sedih waktu mereka bercerai. Dan kami langsung otomatis unfollow akun IG Song Hye Kyo. Padahal yang namanya perceraian pasti salah kedua belah pihak, ya kan? Kami berdua ini memang fans baperan, wkwkwk.

Setelah “DotS” saya hanya menonton beberapa film/drama yang Song Joong Ki bintangi, tapi tak ada yang setara dengan “DotS”. Malah setelah “DotS” saya jadi menonton “Moon Lovers Scarlet Heart Ryeo” yang dibintangi oleh Lee Joon Gi dan IU. Saya makin cinta pada drakor. Setiap episode baru selesai ditayangkan saya pasti akan chat dengan teman saya di Jepang untuk membahas detail dari drama ini.

Suami saya sudah pasrah dengan kebucinan saya. Suami teman saya bilang begini ke dia, “Welcome to the club, Bro. I feel you.” Setiap kali saya posting sesuatu yang berhubungan dengan SJK atau drakor, teman saya pasti komentar, sungkem minta maaf ke suami saya karena membuat saya terjebak, hahaha.

Ah, tapi drakor itu bukan jebakan kok. Saya sendiri yang bisa memutuskan mau terus menonton atau tidak. Mustahillah bergadang sampai pagi kalau masih ada keluarga yang harus diurus. Apalagi waktu itu saya baru menerbitkan buku dan merencanakan acara peluncurannya.

Menonton drakor itu murni untuk hiburan dan teman melepas penat menjelang tidur malam. Tidak ada satu drama pun yang ending-nya terlalu membuat penasaran sampai saya tidak bisa stop menonton. Biasanya kalau dramanya memang terlalu memikat, saya stop menonton di tengah episode. Rasanya lebih nyaman kalau lanjut besok-besoknya karena tidak harus mengingat-ingat ending dari episode sebelumnya.

Bias saya setelah Song Joong Ki adalah Lee Min Ho. Cerita tentang dia mungkin tidak akan pernah saya tuliskan. Drama LMH yang sekarang masih ditayangkan membuat saya menjadi anti-fan dia. Dramanya parah banget sih. Kok aktingnya gitu, ceritanya gitu (eh ini mah harus menyalahkan writer-nim dan PD-nim ding), kok chemistry dengan lawan mainnya gitu? Ada terlalu banyak ketidakpuasan yang membuat saya bye-bye sama drakor ini sejak episode ke-3.

Penutup periode bucin saya pada Song Joong Ki adalah waktu menontonnya di dalam film “Battleship Island” (2017). Film yang sebenarnya bersinar bukan karena Song Joong Ki. Hwang Jung Min dan So Ji Sub adalah kekuatan utama film ini dan ketenaran SJK saat itu didompleng. Saya yang menonton film ini bersama 2 orang senior dari kelas taekwondo lebih fokus pada emosi mereka daripada pada film ini, apalagi pada SJK. Penjajahan dan kekejaman memang berbekas lintas generasi dan waktu tidak pernah benar-benar menghapus lukanya.

고마워, 중기 오빠.

Dirimu membuka pintu wonderland bernama drama Korea dengan semua oppa, eonni, dan dongsaeng yang mempesona. Saya tidak pernah menyesal “terjebak” menonton drakor karena dari drakor saya malah belajar beberapa hal yang berkaitan dengan kepenulisan:

1. Menciptakan karakter yang kuat.

Kalau melihat tentara Korea Selatan, kita akan teringat pada Kapten Yoo Shi Jin (Song Joong Ki). Kalau melihat tentara Korea Utara, kita akan teringat pada Kapten Ri Jung Hyuk (Hyun Bin). Begitu terampil dan cerdasnya para penulis drama Korea dalam menciptakan karakter yang kuat dan berbekas di benak penonton. Saya harus belajar banyak dari para writer-nim.

2. Memilih alur cerita.

Mau alur cerita maju mengikuti waktu? Atau mundur berupa flashback, kilas balik kenangan si karakter, atau perpindahan keseluruhan setting (tempat dan waktu) ke masa lampau? Atau kombinasi alur maju dan alur mundur? Drakor mengajari saya pilihan paling tepat supaya bisa mencapai tujuan penceritaan. Saya bisa belajar banyak tentang cara membuat pembaca tertarik dan terpikat untuk mengikuti sampai akhir.

3. Membagi scene dan menampilkannya dengan teknik zoom in/zoom out.

Tidak ada yang bisa mengajarkan tentang scene setepat sebuah serial/drama. Film memiliki keterbatasan scene karena terikat oleh waktu. Drama memberi kebebasan untuk menampilkan dan mengganti banyak scene karena durasi penayangannya yang panjang. Drakor juga mengajarkan saya mana scene yang penting/tidak penting untuk keseluruhan jalan cerita. Saya juga belajar bagaimana drakor menggunakan teknik zoom in atau zoom out supaya sebuah scene lebih memorable dan memberi impak emosional.

Kesimpulannya, menonton drakor membawa banyak manfaat buat saya. Dan semuanya berawal dari Song Joong Ki.

Penasaran bagaimana awal teman-teman saya berkelana di dunia perdrakoran dan akhirnya kepincut? Yuk, simak tulisan Lala chingu dan Risna eonni dan Dwi eonni

Annyeong!

Wuahh, ternyata chingudeul saya semangat sekali mengenang mengapa mereka menyukai drakor (selain karena oppa-oppanya ya, wkwk). Silakan meluncurrrr …!

Nas chingu

Gita chingu

Manda chingu

Ima chingu

Nadya chingu

Chika chingu

Asri chingu

Rella chingu 

DK chingu

15 thoughts on “Song Joong Ki Adalah Awal dari Semua Drakor

  1. iya memang ya bisa belajar banyak dunia kepenulisan dari memperhatikan cerita di drama Korea, pantesan banyak fan fiction juga

    Like

  2. ahahaa. aku angkatan 2018 kak. 😀
    salam kenal dari ibu-ibu penyuka drakor. uhuy.

    lagi cek-cek drakor baru joongki eh bisa mampir ke sini, senangnya 😀

    aku udah tau drakor zaman full house tapi abis itu mandek krn berasa ribet banget mau nonton aje.

    mulai ‘terpanggil’ lagi 2018, gegara iseng nonton yg lagi rame saat itu: What’s Wrong with Secretary Kim …ga tll suka ama ceritanya tapi lsg amaze dengan nuansa drakor yang “wah kok keren ya”…. kepo sama PSJ dan nontonin semua drakornya… dan krn ada kim ji won di FFMY maka sampailah aku ke DOTS. wkwkwkw. abang joongkiiiii

    tapi ngebias banget nya malah sama Kim Seonho gara-gara drama pendek dia,.. dan tentu saja Son Sokku sejak Mother… dan makin banyak doyan nontonin opa and ahjussi.

    aku senang drakor krn banyak yang bisa diulik dengan segitu beragam tema yang disodorin. mulai dr yang receh sampai noir… uhuy.. senangnya ketemu blog ini 😀

    pasti mampir sering-sering deh.

    Liked by 1 person

    1. Haloo.. salam kenal ya, sica! Eh mau nonton premier drama Song Joong Ki yang terbaru ga? Aku punya tiket nonton bareng VIU nih buat hari Jumat jam 7 malam di senayan dome spark, kalau berminat. Let me know, yaa

      Like

Leave a comment