Diberkatilah Mereka yang Menciptakan Blog

Mengapa menulis di blog?

Saya tidak menggunakan istilah nge-blog karena istilah ini homofon dengan nge-block, yang artinya menghadang, mampet, atau buntu. Maknanya tentu jauh berbeda, bukan? Meskipun tertulis dan terdengar lebih panjang, saya lebih nyaman menggunakan istilah menulis di blog.

Tidak usah lompat dulu ke alasan mengapa menulis di blog. Mari kembali ke alasan: mengapa menulis?

Bicara saja sudah beres toh kalau niatnya untuk menyampaikan maksud? Komunikasi secara lisan adalah bentuk komunikasi yang lengkap dan utuh. Buat apa tutur itu diubah menjadi bentuk tulisan yang bisa ditelusuri kembali, dibaca ulang, dijadikan referensi oleh orang lain, sampai kurun waktu yang kita tidak bisa tentukan?

Jika bicara tentang alasan menulis, maka untuk saya ini adalah soal kegelisahan batin. Setelah berkeluarga, ada dorongan untuk mencatat hari-hari yang telah berlalu, untuk mengambil pelajaran dari setiap peristiwa, untuk merekam kenangan. Tujuannya hanya satu: untuk diberikan kepada generasi yang akan datang.

Menurut saya, upaya menulis pada nalurinya sama dengan upaya mengambil foto. Ketika mengambil foto, kita mengabadikan momen pada sebuah kerangka, lengkap dengan catatan kapan, siapa, dan bagaimana momen itu terjadi. Tulisan kita adalah foto yang membeku dan memberhentikan waktu untuk sekejap.

Pada masa lampau, kita mencatat pemikiran pada media yang lebih intrinsik. Buku harian, jurnal perjalanan, adalah beberapa contoh media yang kita gunakan untuk menuangkan gagasan. Peluang untuk membuka diri dan untuk menyebarkan ide itu ada, tapi tidak banyak dan bersifat eksklusif di kalangan tertentu saja.

Lalu era internet datang dan menulis untuk khalayak menjadi salah satu kemewahan yang dibawa serta olehnya. Mengapa saya bilang kemewahan? Karena internet memungkinkan pengabadian dan penyebaran tulisan (dan kemudian lisan) tanpa mewajibkan kehadiran rantai yang tidak perlu.

Tidak harus masuk koran untuk dikenal orang. Tidak harus menunggu skrip kita dipinang oleh penerbitan untuk bisa bercerita. Dengan internet dan berbagai situs yang menyediakan media untuk menulis, suara dan pemikiran kita terdokumentasi dengan baik dan dapat diakses oleh mereka yang membutuhkan.

Blog adalah salah satu alat yang diciptakan oleh internet untuk menampung aktivitas menulis. Kegiatan menulis sendiri sejatinya tidak harus dilakukan di blog. Bisa juga di media sosial yang berlimpah, yang mengombinasikan tulisan dan aspek lain seperti suara.

Semua alat punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pemilihan alat yang mana dilakukan setiap individu dengan mempertimbangkan hal-hal, seperti: keluasan akses oleh publik, citra diri yang hendak dibentuk, dan lain sebagainya.

Saya sendiri baru menulis di blog sejak empat tahun terakhir, setelah mulai berkarya di dunia literasi. Sebelumnya saya menulis di media sosial. Tulisan yang panjang bisa diakomodasi oleh salah satu fitur yang disediakan. Tulisan yang pendek tenggelam oleh garis waktu yang terus berjalan dan tumpukan kejadian sehari-hari.

Dengan menulis di blog, pengarsipan menjadi lebih jelas. Rekam jejak dari diri saya sendiri dan dari tulisan saya dijewantahkan. Pada blog saya menyaksikan bagaimana diri saya berubah seiring dengan perjalanan waktu. Pandangan saya berubah, pendapat saya berubah, nilai-nilai saya berubah, dan semua itu berimbas pada perubahan gaya menulis saya.

Blog juga memberikan saya kesempatan untuk membuka dan berbagi diri saya, serta menerima keberadaan dan diri orang lain. Aktivitas yang saya sukai namun tidak memiliki banyak waktu untuknya adalah blog walking. Darinya saya belajar tentang banyak sekali hal dari blog manusia-manusia lain di seluruh penjuru dunia. Internet dan blog memungkinkan pembelajaran mandiri seperti ini.

Sampai saat ini blog masih menjadi media utama saya untuk mengekspresikan diri dalam bentuk tulisan, tapi blog bukan jati diri saya. Mengenal saya dapat dilakukan dengan membaca tulisan saya, tapi tidak semua aspek saya tampilkan. Tetap ada kehidupan pribadi yang tidak saya bagikan lewat blog atau media sosial lain.

I look like what I choose to share, but it’s not who I am entirely.

Saya kira kalimat di atas sangat tepat untuk menggambarkan peran dan makna blog dalam kehidupan saya di dunia maya. Alamat blog saya hanyalah sebuah alat dan dia tidak memberikan gambaran utuh tentang pemilik penyewanya. Yang saya hadirkan lewat tulisan adalah rangkaian imaji yang dapat dibagikan karena mereka bukan hal yang terlalu personal.

APa benefit dari menulis di blog?

Banyak, salah satunya adalah keterhubungan dengan orang lain baik yang satu frekuensi maupun yang tidak. Hal yang membuat saya senang adalah ketika ada yang like dan berkomentar bahwa tulisan saya membantu mereka dengan satu atau lain cara. Walaupun like dan komentar bukan motivasi utama, karena motivasi utama saya menulis adalah untuk anak-anak saya, hal ini menjadi tambahan bahan bakar untuk tetap bersemangat menulis setiap hari.

Tagline blog saya ini adalah “let’s dive into some randomness“, mari membicarakan hal-hal yang random, yang acak. Mulai dari literasi, ulasan buku dan film, cerita perjalanan, drama Korea, tips berhasil wawancara kerja, sampai kilas balik masakan Mama yang terenak, mari obrolkan semua di sini. Dari dulu saya memang tidak mengkhususkan diri dengan genre atau bidang yang spesifik.

Saya ini seorang penulis generalis, bukan penulis spesialis.

Dari blog saya juga pernah mendapat tawaran untuk membuat tulisan yang menyisipkan iklan. Saya terima beberapa kali karena saya penasaran, karena saya ingin mencoba. Namun saya langsung tahu bahwa menulis konten bukanlah untuk saya. Mungkin untuk penulis-penulis lain, tapi bukan untuk saya. Sedikit pun saya tidak menikmatinya. Dan kalau tidak dinikmati, lebih baik tidak dikerjakan.

Satu hal yang saya tidak sukai dari aplikasi menulis blog yang saya pakai adalah spam komentar. Pada awalnya hal ini cukup membuat saya takjub. Segala macam iklan mulai dari penyubur rambut, deterjen untuk bayi, sampai yang terakhir ajakan untuk menolak vaksin Covid-19 (!) masuk ke fitur komentar setiap hari. Untungnya ada pilihan moderasi komentar sebelum ditayangkan di bawah setiap tulisan.

2020 Dan blog ini

Tahun 2020 adalah momen penting kebangkitan kembali blog saya setelah mati suri selama hampir dua tahun. Kesibukan mengandung, melahirkan, dan membesarkan bayi adalah alasan yang saya buat untuk menelantarkan alat menulis ini. Kehilangan gairah dan tujuan menulis adalah penyebab utama dia terabaikan.

Saya pernah menulis di sini bagaimana Komunitas Literasi Ibu Profesional (KLIP) membantu saya menemukan kembali passion dan panggilan saya dalam menulis. Selama hampir sepuluh bulan berada di sini, ada begitu banyak pengalaman berharga yang saya dapat.

KLIP menumbuhkan rasa tanggung jawab untuk menulis setiap hari, sesedikit apa pun dan sereceh apa pun isi tulisannya. Walaupun pada awalnya motivasi saya disamarkan sebagai pengabdi badge, pada akhirnya KLIP dan aturan setorannya berhasil menanamkan kebiasaan yang rutin dan baik di dalam keseharian saya.

Dari KLIP, terbentuklah WA Grup “Drakor dan Literasi” untuk wadah mengobrol para anggota KLIP yang menggemari drama Korea. Tak berhenti sampai di situ, drakorclass.com pun dibentuk untuk mengasah hobi kami menjadi hal yang berfaedah bagi orang banyak.

Blog keroyokan yang diluncurkan pada tanggal 10 Oktober 2020 ini membahas segala sesuatu yang terinspirasi oleh drama Korea. Jadi jangan julid dulu, mengira isi blog ini adalah hamparan para oppa dengan visual yang tiada duanya. Tidak hanya itu, Ji Min, kamu bisa menemukan tetek-bengek lain yang berkaitan dengan Negeri Ginseng tersebut.

Pelajaran tentang parenting, gaya hidup, tren terbaru, adalah sedikit dari banyak sekali pelajaran yang bisa kamu petik dari drama Korea, dan kami dengan senang hati akan memaparkannya untuk kamu. Blog kami ini juga bertaburan ulasan dari drama lama dan baru, sebagai referensi kamu yang ingin mendapatkan hiburan selama mendekam di rumah gara-gara pandemi yang entah kapan berakhir.

Ke depannya akan ada banyak pengembangan tulisan. Tidak suka ending dari sebuah drama? Tenang saja, kami akan menyajikan fanfiction untuk beragam genre drama dan dari berbagai sudut pandang. Ingin belajar bahasa Korea? Kami akan memberikan pengantar memikat yang pasti membuat kamu ingin belajar lebih lanjut.

Menulis di blog saat ini bukan lagi sebuah perjalanan personal bagi saya. Sejak tanggal 10 pada bulan ini menulis di blog adalah juga sebuah perjalanan komunal bersama rekan-rekan penulis sekaligus pecinta drama Korea. Mari kunjungi blog kami dan temukan sendiri berbagai informasi berharga.

Tulisan ini dan ini adalah kontribusi saya sejauh ini untuk drakorclass.com. Silakan singgah jika berkenan.

BLog Ini dan masa depan

Jika empat tahun lalu saya ditanya apa harapan saya dari menulis di blog, maka saya mungkin akan menjawab untuk pendokumentasian tulisan saya dengan lebih apik. Itu saja, tidak lebih dan tidak kurang.

Namun sekarang, menulis di blog adalah soal perjuangan pribadi untuk membagikan lebih banyak hal positif yang dapat menjangkau lebih banyak orang di tengah dunia yang carut-marut ini. Saya ingin apa yang saya tuliskan bermanfaat untuk orang lain, sekecil apa pun itu.

Saya ingin terus melakukannya satu, lima, bahkan sampai puluhan tahun dari sekarang. Saya ingin meninggalkan sebuah catatan untuk anak-anak saya dan mereka yang akan datang di masa depan. Bahwa pada suatu masa saya ada dan saya punya cerita.

Diberkatilah mereka yang menciptakan blog. Yang menemukan teknologi sehingga saya bisa menulis di blog, bisa berkecimpung di Drakor Class bersama teman-teman, dan bisa menulis post ini untuk memperingati Hari Blogger Nasional yang jatuh pada tanggal 27 Oktober.

Mari menulis blog. Mari membagikan diri demi membangun orang lain.

2 thoughts on “Diberkatilah Mereka yang Menciptakan Blog

Leave a comment